Breaking News

Krisis Kaum LGBT


LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Trans Gender. Saya ngak ada masalah dengan kaum ini, apalagi sampe membenci mereka. Selain karena itu adalah pribadi mereka, juga bukan ranah saya untuk urusan menghakimi.

Dari kecil taunya hanya ada dua macam jenis kelamin. Yang satu jenisnya “kerang” dan yang satunya lagi jenisnya “terong”.

Ada juga teman saya yang jenisnya sayur palem. Tapi karena bapak dan ibu guru sekolah masukin dia sejenis dengan saya, makanya jenisnya masih bergelombang.

Saya kaget waktu tau, kalau tenyata jenis kelamin itu banyak banget. Apalagi dinegara Thailand. Tercatat ada 16 jenis kelamin resmi. Sulit dijelaskan, sampai sekarang susah hafal dan bedakan, apalagi ngawinkan.

Bukan soal gaya hidup masalahnya, tapi sebenarnya lingkungan yang menjadi pengaruh bagi mereka. Ya..itu kita-kita jugalah penyebabnya!

Baca Juga : Salah Paham Gender

Genetic


Para ahli yang ngak jelas mengklaim bahwa, salah satu faktor pendorong terjadinya homoseksual, lesbian, atau orientasi seks yang menyimpang lainnya, bisa berasal dari dalam tubuh si pelaku yang sifatnya bisa menurun dari anggota keluarga terdahulu.

Keberadaan hormon testosteron dalam tubuh manusia memiliki andil yang besar terhadap perilaku LGBT. Itu katanya para ahli! Tapi kata para ilmuan lain lagi!

Para ilmuan mengatakan bahwa, pada umumnya seorang laki-laki normal memiliki kromosom XY dalam tubuhnya, sedangkan wanita yang normal kromosomnya adalah XX.

Akan tetapi, dalam beberapa kasus ditemukan bahwa seorang laki-laki bisa saja memiliki jenis kromosom XXY.

ini artinya bahwa laki-laki tersebut memiliki kelebihan satu kromosom. Akibatnya, lelaki tersebut bisa memiliki perilaku yang agak mirip dengan perilaku perempuan.

Kelebihan kromoson mempengaruhi sifat dan tingkah laku. Jadinya seperti kemayu (pria yang berperilaku seperti wanita) dan tomboy (wanita yang suka bergaya dan berpenampilan seperti pria).

Secara seksual, mereka normal. Hanya karakternya saja yang tidak. Tapi kalau banci lain lagi, karena mereka sudah tergolong pada kategori homoseksual atau orientasi seksual yang tidak normal.

Orang kemayu dan tomboy, mereka tidak memiliki kelainan seksual. Maka dari itu, mereka tetap menikah dan punya anak.

Lain halnya dengan LGBT, yang kelihatannya tidak memiliki sifat kemayu atau tomboy, tapi ternyata LGBT.

Karena tingkah laku dan seksualitas, adalah dua hal yang berbeda. Dimana tingkah laku umumnya berhubungan dengan suatu kebiasaan. Sedangkan seksualitas lebih spesifik, dan berhubungan dengan kesukaan, nafsu atau keinginan.

Makanya saya heran, kromoson pria tambahnya satu, wanita juga satu. Tapi orientasi seksualnya, banyak banget.

Jadi prilaku LGBT tidak ada hubungannya dengan genetik atau faktor keturunan. Karena beberapa penelitian lain tentang prilaku homoseksual terhadap genetika, sebatas pada asumsi atau kemungkinan, tidak dapat dipastikan dan di buktikan kebenarannya.

Hal itu kerena beberapa kasus dari jenis yang normal juga memiliki pola yang sama dengan gen serupa.

Hak


Ada juga perkawinan sesama jenis. Ini spesifikasinya terhadap sepasang manusia laki-laki dan perempuan loh. Tentang pengakuan manusia akan penciptaan. Tapi kalau untuk sesama jenis, lain ceritanya.

Contohnya dalam ajaran agama Kristen, siapapun yang punya otoritas untuk menikahkan perkawinan sesama jenis, “padanya tidak ada kebenaran”. (Bible ; 1 Korintus 6 : 9-10 dan Roma 1 : 26-27).

Bahagia itu ngak ada yang larang. Tapi kalau dicari dengan cara aneh, sebaiknya tidak usah pakai agama, nanti tambah aneh!. Kayak om dua diatas!.

Meski Amerika sampai hari ini menjadi negara yang paling bebas terhadap kaum LGBT, namun prilaku ini masih saja diperbdebatkan eksistensinya.

Ada beberapa hal yang menjadi pertentangan, diantaranya :

1. Pernikahan Sesama Jenis

Tidak ada otoritas gereja maupun secara pribadi seorang pendeta boleh menikahkan pasangan dengan jenis kelamin yang sama. Prilaku ini dianggap tidak wajar dan terkutuk (Bible Roma 1 : 18 – 32).

Akan tetapi masih saja ada orang dari kaum LGBT yang terus saja mencari pemebenaran. Misalnya membuat Bible versi LGBT, menuntut pernikahan sesama jenis digereja, maupun pendidikan LGBT pada anak usia dini.

2. Tidak Mendukung Populasi

Negara-negara Liberal seperti Amerika pada umumnya mendukung yang namanya kebebasan setiap orang dalam berekspresi.

Karena prinsip dasar LIBERTY (Life, Free dan Unity), adalah landasan utama berbangasa dan bernegara dinegara-negara Liberal.

LGBT dianggap tidak mendukung salah satu dari dasar ini, yaitu kelahiran dan pertumbuhan karena tidak memiliki populasi.

Meski begitu, LGBT tetap memiliki hak yang sama dengan masyaratkat lain yaitu hak hidup dan berekspresi.

3. Pendidikan LGBT

Alasan yang mendasari usulan untuk diadakannya pendidikan LGBT disekolah-sekolah negara liberal adalah untuk mengantisipasi adanya diskriminasi terhadap kaum LGBT dikemudian hari.

Namun nampaknya ini hanyalah sebuah topeng yang tak lain untuk mencari pembenaran terhadap prilaku ini.

Kaum LGBT bukan hanya dianggap tidak memiiki hak dalam mendidik anak-anak disekolah tapi juga dapat menyebabkan krisis pertumbuhan penduduk.

Diskriminasi

Di amerika serikat, Obama mengeluarkan undang-undang terkait perlindungan hak kaum LGBT. Sehingga penganut LGBT sudah merasakan kebebasan dalam mengekspresikan diri.

Namun undang-undang itu dikeluarkan bukan untuk melegalkan segala prilaku kaum LGBT didepan publik. Tapi untuk menekan driskriminasi public.

Karena ada juga beberapa hal yang kelewatan dan terbilang cukup sering dilakukan kaum LGBT, diantaranya berciuman didepan public.

Diamerika tidak dilarang berciuman didepan public. Namun, itupun sangat jarang ditemui. Masih dalam kategori risih.

Apalagi kalau berciuman sesama jenis, bayangkan saja sendiri. Public area kan umum, jadi sudah barang tentu akan ada anak-anak. Saya juga pasti protes!

Karena kalau prilaku LGBT dianggap privasi dan tidak perlu dicampuri, lalu kenapa dilakukan ditempat umum yang bukan ranah privasi?.

Kalau ngak mau didiskriminasi, kan sebaiknya yang namanya urusan privasi, dilakukan dirumah saja ya?!.

Saya jenis manusia yang paling benci dengan yang namanya diskriminasi. Apalagi terhadap kaum-kaum tertentu.

Namun saya sendiri tidak heran dengan diskriminasi ini, karena 1% populasi manusia didunia ini adalah psikopat (from global resoures).

Tapi kalau mau protes sebaiknya pakai cara yang kreatif. Kan google kasih akses!.Untuk orang-orang yang suka mendiskriminasi orang lain, saya kasih ciptakan pepatah, “Buruk orang di amati, buruk diri tak disadari”.

Fakta


Tidak ada seorangpun yang lahir dengan kelainan seksual. Kalau kelainan kelamin banyak!. Tapi itu cacat organ tubuhnya.

LGBT muncul pada seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Lingkunganlah penyebabnya. Ya bisa jadi kamu, saya, rumah, sekolah, masyarakat dan pemerintah.

Pernah tidak kita menghina, membully, menolak atau paling tidak mengejek orang yang sedikit kita anggap berbeda dari kita ?. karena saya pernah sekali juga, waktu saya masih stupid dan idiot.

Itu kan sama dengan vonis hukuman mati secara mental. Karena, tidak semua orang bisa tahan dengan penolakan atau kekecewaan.

Akhirnya, jadi krisis kepercayaan, LGBT, Psikopat, frustasi, Stress, Gila dan pergaulan bebas yang merusak.

Walaupun LGBT dan sejenisnya sulit disembuhkan, tapi tetap saja bisa. Untuk itu, perlu adanya dukungan dari keluarga, orang terdekat, dan juga lingkungan untuk membantu mereka menemukan identitas diri yang benar.

Diskriminasi merenggut harga diri orang-orang. Meski kebanyakan disebabkan oleh kekwatiran, namun para kaum LGBT dan sejenisnya ini, tidak melakukan kriminal, tidak mengganggu, tidak merugikan, tidak menyusahkan, dan tidak menular.

Jadi, adakah diantara manusia yang dapat mengukur dosa ?. Jangan sampai kita terlalu memikirkan keburukan orang lain, sehingga kita sendiri lupa bahwa, diri kitapun adalah pribadi yang berdosa.