10 Batas Negara Yang Paling Berbahaya
Batas negara tidak hanya menjadi penanda wilayah kekuasaan suatu negara , tapi juga memiliki sejarah panjang berdirinya negara-negara berdaulat dan independent.
Batas negara ditentukan baik secara letak geografis, perebutan kekuasaan maupun melalui perundingan dan kesepakatan bersama perserikatan bangsa-bangsa. Hal itu dilakukan untuk mencegah konflik berkepanjangan tanpa jalan keluar.
Namun saat ini, masih ada juga batas negara yang sering mengalami konfilk, sehingga dapat dikategorikan sebagai zona berbahaya yang tidak dapat dikunjungi sembarang orang.
Ada yang dipicu sengketa wilayah, konflik internal, imigrasi illegal sampai dengan kondisi geografis yang memaksa pemerintah setempat harus melarang kegiatan apapun diwilayah tersebut. Berikut ini, 10 Batas Negara Yang Paling Berbahaya.
10. Niger Dan Chad
Niger dan Chad adalah dua negara yang sama stabilnya, tanpa konflik politik atau lainnya. Meskipun kadangkala juga terjadi penyusupan oleh anggota Mujahidin dan Boko Haram, namun kondisi alam perbatasan antara kedua negara ini, yang dianggap lebih berbahaya.
Perang Iran-Irak yang terjadi pada 1980 hingga 1988 merupakan salah satu konflik terparah di Timur Tengah hingga kini.
Sejak bulan Juli 2016, protes dalam skala besar telah terjadi di negara bagian India di Jammu dan Kashmir terhadap pemerintah India setelah pembunuhan militan Hizbul Mujahidin yakni Burhan Wani oleh pasukan India, dimana lebih dari 80 warga sipil tewas dalam protes tersebut dan lebih dari 1000 orang terluka, termasuk lebih dari 3000 orang pasukan keamanan.
7. Kolombia Dan Ekuador
Perbatasan Negara Kolombia dan Ekuador bukan berbahaya karena adanya campur tangan militer. Tapi karena adanya pemberontak FARC, yaitu kelompok separatis yang melakukan perdagangan obat-obatan terlarang.
Kemunculan dari kelompok pemberontak FARC sendiri berawal dari kesenjangan sosial yang terjadi dimasyarakat. Menurut David Bushnell dalam Handbook Series ofColombia a Country Studies, Chapter 1 Historical Setting: Early Colombia(Bushnell, 2010: 4-6) disebutkan bahwa kesenjangan sosial yang terjadi di Kolombia telah muncul sejak kehadiran bangsa Eropa khususnya Spanyol yang kemudian memiliki sebagian besar pengaruh di bidang politik, kesejahteraan ekonomi, dan penghormatan sosial di masyarakat.
Sedangkan penduduk asli atau yang biasa disebut dengan Amerindian (American-Indian) kemudian terpinggirkan dan mengalami degradasi sosial di lingkungannya yaitu dengan dijadikan bawahan bagi para penjajah.
Hal ini kemudian menjadi salah satu faktor pemicu yang melatarbelakangi kemunculan kelompok pemberontak FARCpada tahun 1960an dan selanjutnya berpengaruh terhadap kondisistabilitas di Kolombia, khususnya diperbatasan antara kolombia dan Ekuador.
6. India Dan China
Pada perjanjian antara kedua negara pada 1996 melarang penggunaan senjata dan bahan peledak di area Garis Kendali Aktual (LAC), yaitu di kawasan perbatasan yang disengketakan, meskipun sebelumnya kedua pasukan telah beberapa kali bentrok di sana.
Menurut media pemerintah China, Global Times, pasukan India "secara ilegal melintasi LAC menuju wilayah pegunungan Shenpao di dekat tepian Danau Pangong Tso bagian selatan", mengutip juru bicara PLA, Zhang Shuili.
Sedangkan India mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mencoba mendekati posisi terdepan tentara India dan memuntahkan sekian peluru ke udara untuk mengintimidasi pasukannya sendiri.
Upaya perundingan yang sudah beberapa kali digelar dalam tiga dekade terakhir gagal menyelesaikan sengketa perbatasan sampai saat ini.
5. Korea Utara Dan Korea Selatan
Pembagian Korea menjadi Korea Utara dan Korea Selatan bermula sejak kemenangan Blok Sekutu di dalam Perang Dunia II, mengakhiri 35 tahun Penjajahan Jepang atas Korea.
Sejak pembagian Korea, terdapatt banyak kejadian penyusupan dan penyerbuan lintas perbatasan oleh agen-agen Korea Utara, meskipun pemerintah Korea Utara tidak pernah mengakui pertanggungjawaban secara langsung atas segala insiden itu.
Keseluruhannya ada 3.693 agen Korea Utara bersenjata yang telah disusupkan ke dalam Korea Selatan antara tahun 1954 sampai 1992, dengan 20% darinya muncul antara 1967 dan 1968.
Perang Korea (1950-1953) meninggalkan dua Korea yang dipisahkan oleh Zona Demiliterisasi Korea, yang secara teknis masih menyisakan perang melalui Perang Dingin hingga kini.
Korea Utara dan Korea Selatan tidak pernah menandatangani perjanjian perdamaian secara resmi dan dengan demikian mereka secara resmi masih berperang, hanya gencatan senjata yang telah dinyatakan.
4. Afganistan Dan Pakistan
Afghanistan dan Pakistan sering kali berseteru karena kedua pihak yang saling tuduh demi melindungi kepentingan militan masing-masing. Bahkan perseteruan ini sempat memanas pada 2017 akibat faktor-faktor tertentu.
Beberapa diantaranya karena, peristiwa bom bunuh diri di Masjid Sufi yang kabarnya dilakukan oleh militan Afghanistan, dan juga persoalan Pakistan. Di mana negara ini memperkuat penjagaan dengan memasang pagar pembatas yang dikawal secara ketat.
Salah satu perbatasan yang turut menjadi perhatian adalah Durand Line. Perbatasan negara paling berbahaya ini sering kali terjadi konflik dan tak jarang memakan korban jiwa.
Bahkan beredar kabar, apabila wilayah tersebut diperburuk dengan munculnya kelompok Al-Qaeda dan Taliban, yang mana wilayah Durand Line dijadikan sebagai markas untuk melakukan serangan balik terhadap Pakistan.
3. Israel Dan Palestina
Konflik Israel-Palestina, bagian dari konflik Arab-Israel yang berlanjut antara bangsa Israel dan bangsa Palestina. Di kedua komunitas terdapat orang-orang dan kelompok-kelompok yang menganjurkan penyingkiran teritorial total dari komunitas yang lainnya.
Sebagian menganjurkan solusi dua negara, dan sebagian lagi menganjurkan solusi dua bangsa dengan satu negara sekuler yang mencakup wilayah Israel masa kini, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.
Pandangan-pandangan yang sangat berbeda mengenai keabsahan dari tindakan-tindakan dari masing-masing pihak di dalam konflik ini, telah menjadi penghalang utama bagi pencapaian suatu kesepakatan perdamaian di kedua sisi.
2. Rusia Dan Ukraina
Hubungan Ukraina dan Rusia mengalami resesi pada tahun 1920, dimana hubungan antara kedua negara tersebut berubah dari hubungan internasional menjadi hubungan dalam negeri Uni Soviet.
Pada 10 Februari 2015, Verkhovna Rada (parlemen Ukraina) mengusulkan untuk menghentikan hubungan diplomatik dengan Rusia.
Meskipun hal ini tidak terjadi, diplomat Ukraina Dmytro Kuleba meyatakan di awal April 2016 bahwa hubungan diplomatik tersebut memburuk hingga hampir terhenti.
Duta besar Ukrania untuk Rusia telah ditarik oleh pemerintah Ukraina sejak Maret 2014. Hubungan antara kedua negara tersebut sangatlah rumit dan sejak 1991 hubungan kedua negara tersebut mengalami masa-masa ketegangan dan kecurigaan hingga saat ini.
1. Yaman Dan Arab Saudi
Konflik perbatasan antara kedua negara terjadi pada 2015.Sebuah konflik bersenjata pecah antara pasukan Arab Saudi dan gerilyawan Houthi di perbatasan.
Kelompok Houthi dibentuk guna mendukung demokrasi dan ingin menentang korupsi. Akan tetapi lambat laun, kelompok ini menciptakan ideologi tersendiri yang justru mengarah ke arah kekerasan, dan mengancam pemerintahan Arab Saudi maupun Yaman.
Tidak sedikit konflik yang dibuat oleh kelompok Houthi tersebut. Beberapa diantaranya seperti konflik perbatasan antara Arab Saudi dan Yaman pada 2015, peristiwa penembakan 70 rudal dan mortir hingga memakan korban jiwa sebanyak 10 orang tentara Saudi pada 2016, dan peristiwa peluncuran rudal di Riyadh pada 2017.
Pada 2016, pasukan Yaman menembakkan 70 rudal dan mortir yang menewaskan 10 tentara Saudi. Pada 2017, pemberontak Houthi yang didukung Iran meluncurkan rudal yang mengenai Riyadh. Ribuan nyawa telah hilang karena konflik perbatasan antara kedua negara.
Sumber Referensi :
www.researchgate.net
www.cekaja.com