Breaking News

Prinsip Hidup Keluarga Bahagia

Prinsip Hidup Keluarga Bahagia

Keberhasilan sebuah keluarga, ditentukan oleh kesadaran masing-masing anggota keluarga sebagai bagian yang mempunyai peran dalam keluarga itu sendiri.

Berdasarkan riset antara tahun 1990 sampai dengan 2015, angka perceraian di amerika serikat naik dua kali lipat dikalangan usia 50an dan tiga kali lipat pada kalangan 65 tahunan.

Bagaimana suatu hubungan keluarga dapat terjalin harmonis, adalah sikap dan tingkah lakulah yang menjadi kunci dari kehidupan sebuah keluarga.Berikut ini, Prinsip Hidup Keluarga Bahagia yang harusnya dimiliki masing-masing anggota keluarga. 


1. Cita-Cita

Cita-cita bukan sekedar mimpi, tapi suatu motivasi dalam hidup baik jangka pendek, menegah atau jangka panjang.

Sebuah keluarga tanpa cita-cita seperti pohon yang tumbuh tanpa akar yang kuat. Tidak tahu kemana arah dan target hidup, dan hanya terpaku pada pertumbuhan lahiryah.

Cita-cita adalah fondasi bagi rumah tangga, sebagai pendorong setiap peran anggota keluarga dalam hal mencapai target keluarga sejahtera.

Hal yang bisa dilakukan sebuah keluarga adalah dengan menentukan daftar prioritas terhadap cita-cita keluarga dimasa yang akan datang.

Buat daftar dan waktu yang tepat untuk menggapainya. Rencanakan apa saja yang harus dilakukan. Pikirkan rintangan yang mungkin akan muncul dan cara mengatasinya.

Segera bertindak dan jangan menunggu untuk mencapai cita-cita itu. Kemudian pantau progress setelah berhasil mencapai setiap langkah.

Cita-cita itu seperti rancangan bangunan, dengan kerja keras, sebuah keluarga bisa menggapainya.

2. Rajin

Entah kita suka atau tidak, ada banyak tanggung jawab dihidup ini. Bermalas-malasan tidak akan menguntungkan kita, apalagi berharap orang lain terus-menerus menolong kita.

Mungkin sekali atau dua kali mereka tidak keberatan, tapi kalau terus menerus, kembalikan pada diri kita sendiri.

Rajin bukanlah suatu pekerjaan yang bergengsi, namun cara hidup yang menuntun keluarga mempunyai reputasi yang baik. Bukan juga gila kerja, tapi tetap menikmati waktu santai.

Hal yang mestinya dilakukan sebuah keluarga adalah berusaha melakukan semua tugas dengan baik dan sepenuh hati.

Memilih untuk berbuat lebih dari yang diminta, sehingga merasa kitalah yang mengendalikan diri kita sendiri.

Orang rajin tidak hanya dapat memenuhi kebutuhannya, tapi juga dapat memberi manfaat bagi orang lain. Bekerja keras itu seperti olah raga, manfaatnya dapat kita rasakan sekarang dan dimasa depan.

3. Bisa Dipercaya

Semakin besar kepercayaan orang kepada kita, semakin besar pula kebebasan yang diberikannya.Orang yang bisa dipercaya, akan bisa mengikuti peraturan, menepati janji dan selalu berkata jujur.

Dalam sebuah keluarga, kepercayaan setiap anggota keluarga sangat berarti dalam sebuah hubungan. Kebanyakan kegagalan rumah tangga dikarenakan tidak adanya sifat ini pada salah satu anggota keluarga.Hal itu menyebabkan kehidupan rumah tangga menjadi tidak seimbang dan saling curiga.

Lama-kelamaan, menjadi pertengkaran dan menimbulkan perceraian karena kebohongan menyelamatkan sementara, tapi menghancurkan selamanya.

Untuk mencapai keluarga bahagia adalah dengan kejujuran dan terbuka kepada semua anggota keluarga.

Jujur itu mudah, yang sulit adalah mengakui kesalahan. Tapi jika kita berani mengakui kesalahan, orang akan mulai kembali percaya lagi pada kita.

Menyelesaikan semua tugas dengan penuh tanggung jawab, dan berusaha menjadi bisa diandalkan dalam keluarga.

Diamerika sendiri, sekitar 78 persen pegawai personalia mengatakan bahwa, bisa diandalkan adalah salah satu dari tiga sifat yang paling dicari perusahaan.

Pertumbuhan fisik itu dapat langsung terlihat, tapi pertumbuhan mental dan emosi tidak, namun manfaatnya dapat kita rasakan selamanya.

4. Jati Diri

Jati diri menentukan seperti apa sebuah keluarga. Banyak keluarga seperti patung dipajang ditoko pakaian, mereka tidak tahu harus menggunakan baju apa, semua ditentukan.

Sebuah keluarga harus memiliki pendirian yang teguh sehingga tidak mudah terpengaruh dengan segala godaan.

Kadang kala, iri hati lingkungan sekitar menjadi pemicu yang mempengaruhi timbulnya pengaruh dalam sebuah keluarga.

Jika sebuah keluarga mempunyai pendirian yang teguh, apapun godaan dan pengaruh, tidak akan goyang. Jati diri keluarga menjadi sebuah prinsip moral seperti benteng yang tahan saat diterjang badai.

5. Teladan

Setiap orang tua menjadi teladan bagi anak-anaknya. Karakter anak terbentuk melalui sikap orang tua yang selama ini dilihat anaknya.

Teladan sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak dimasa depan. Tidak heran jika banyak anak-anak menjadi broken home karena kehidupan orang tuanya yang tidak dapat diteladani.

Anak-anak tidak akan menjadi jujur jika setiap ada tamu, orang tuanya menyuruh untuk mengatakan bahwa orang tuanya tidak ada dirumah.

Pengaruh orang tua adalah yang paling besar dirasakan anak-anak, sehingga orang tualah yang paling tepat menjadi teladan bagi anaknya.

Intinya, jika orang tua meminta anaknya untuk melakukan sesuatu, apakah orang tua juga sudah melakukannya?.

Anak tahu kalau orang tuanya tidak sempurna, jika kita mengajar anak kita dengan meminta maaf saat kita melakukan kesalahan bahkan kepada anak kita, maka kita mengajar mereka menjadi jujur dan rendah hati.

6. Nilai Moral

Nilai moral adalah etika yang harus dibangun dalam keluarga. Suatu pedoman tingkah laku dalam hubungan sosial dimasyarakat.

Kualitas sebuah keluarga dinilai dari moral setiap anggota keluarga, baik didalam keluarganya atau dimasyarakat.

Ini menyangkut tata karma sederhana seperti bilang ‘maaf’, ‘terima kasih’, ‘tolong’, ‘selamat pagi’, merupakan bagian dari sopan santun yang harusnya dijunjung tinggi dan dimiliki setiap anggota keluarga.

Pengauh buruk bisa masuk lewat apa saja dan dimana saja dengan kecanggihan teknologi sekarang. Anak bisa saja sedang duduk di samping kita, tanpa kita tahu sedang menonton hal yang tidak pantas.

Gunakan waktu luang dengan berita yang masih hangat untuk membangun nilai moral dalam keluarga misal, saat ada suatu berita pembunuhan di televisi, kita mengatakan kepada anak kita bahwa itu salah dan itu merupakan tindakan yang tidak pantas dilakukan.

Penelitian menyebutkan bahwa, anak remaja kemungkinan tidak akan berhubungan seks sebelum menikah jika orang tuanya mengajarkan itu salah. Anak-anak akan sulit menentukan mana yang benar dan salah jika tidak diberi tahu.

7. Disiplin

Dalam tahun-tahun terakhir ini, disiplin sudah hampir tidak ada lagi. Orang tua mulai takut menegur anaknya karena beranggapan anaknya akan kurang percaya diri dimasa depan.

Tapi orang tua yang bijaksana membuat aturan yang masuk akal dan melatih anak mereka untuk mematuhinya.

Disiplin bukan suatu pengekangan, tapi membimbing dalam pengajaran dengan maksud mengoreksi kesalahan.

Disiplin dapat mendukung setiap rencana keluarga terlaksana dengan baik dan tepat waktu. Bukan hanya anak-anak, tapi semua anggota keluarga harus memiliki sifat ini.

Dalam dunia kerja, orang tidak akan ragu memberikan kepercayaan dengan tanggung jawab yang besar jika mereka tahu kita seorang yang disipilin.

Dinegara-negara maju, disiplin sangat berperan penting dalam pencapaian progres suatu kinerja dalam perusahaan.

Disiplin membuat setiap orang sadar dan tahu fungsi dan perannya masing-masing dalam sebuah keluarga.

8. Komunikasi

Komunikasi seperti jembatan dalam setiap persoalan. Baik suami dan istri, maupun orang tua dan anak-anak.

Kadangkala karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, kita lupa menanggapi keluhan maupun masukan dari orang sekitar. Akibatnya suami melampiaskan segala keluhan dan persoalannya dengan alcohol, judi dan sebagainya.

Istri tanpa komunikasi dengan suami akan mulai mencari teman untuk bergosip sehingga membuka peluang saran dan pengaruh buruk dari pergaulannya.

Anak-anak akan mencari teladan lain untuk diikuti, sehingga terjerumus dengan pergaulan bebas. Komunikasi dengan perasaan yang terbuka dapat menjadi suatu pemecahan masalah dalam keluarga.

Jangan meremehkan setiap keluhan anggota keluarga yang lain. Matikan Tv atau handphon kita jika ada salah satu anggota keluarga kita yang ingin menyampaikan sesuatu, walaupun itu hanya soal kecil.

Tanggapi setiap keluhan yang ada dan beri solusi jika diminta. Yakinkan anggota keluarga kia bahwa kita peduli pada mereka sehingga mereka merasa tidak perlu mencari solusi kepada orang lain.

Jangan membuat percakapan yang terlalu resmi, tapi gunakan waktu santai untuk berkomunikasi yang intens dengan suami, istri maupun anak-anak agar mereka lebih terbuka.

Tidak bereaksi berlebihan sekalipun apa yang mereka sampaikan salah, namun koreksi dengan bijak setiap persoalan mereka sehingga mereka percaya jika ada masalah, anggota keluarga lain akan siap membantu.

Meski kita merasa suami, istri atau anak kita tidak mau bicara dengan kita, kenyaaannya mereka membutuhkan kita.

9. Memaafkan

Jika kita menyayangi seseorang, kita tidak akan fokus pada kekurangannya, tapi pada upayanya untuk menjadi orang yang lebih baik.

Kadangkala jika ada kesalahan dari anggota keluarga yang lain, kita menjadi egois, meremehkan kesalahannya dan menganggap hal itu adalah kesalahan fatal dan menyimpang.

Kita cenderung melupakannya tanpa konfirmasi apakah hal itu bisa dimaafkan atau tidak. Hal itu membuat orang lain merasa tidak perlu lagi meminta maaf jika mereka salah, sehingga merasa seolah-olah mereka tidak akan dimaafkan.

Anggota keluarga kita akan lebih memilih membohongi kita daripada mengungkapkan kesalahan mereka.

Coba pikirkan, apakah kita yang terlalu sensitive, atau kesalahan tersebut memang sebesar itu sehingga tidak dapat kita maafkan?.

Memaafkan akan lebih mudah jika kita merasa sama-sama salah dan rendah hati menerima kesalahan masing-masing.

Karena kita sadar bahwa kita semua sering berbuat salah. Memaafkan berarti melupakan kesalahan orang lain dan tidak lagi merasa kesal, stress dan sakit hati. Sehingga hal itu dapat menjadi air yang memadamkan api pertengkaran.

10. Respect

Kalau tidak ada respek maka baik suami, istri maupun ana-anak akan saling, mengkritik, menyindir bahkan mengejek. Itu tandanya pernikahan tersebut tidak akan bertahan lama.

Ketidakpercayaan anggota keluarga lain pada kita disebabkan karena rendah diri akibat candaan yang sifatnya mengejek.

Menghargai dan menghormati dalam sebuah keluarga adalah seperti semen sebagai perekat suatu konstruksi bangunan.

Hubungan akan tetap saling menyayangi meski tidak sependapat. Tidak akan ada anggota keluarga yang berkeras pada pandangan sendiri, saling mendengar dan mencari solusi agar bisa diterima kedua belah pihak.

Intinya bukan apakah kita sudah menghargai orang lain, tapi apakah orang tersebut sudah merasa dihargai.

11. Kerjasama

Keluarga yang bahagia bukanlah upaya satu orang. Tapi setiap aggota keluarga didalamnya. Jika ada persoalan, kadangkala yang dipersoalkan adalah siapa yang benar dan salah, bukan malah mencari solusi permasalahan tersebut.

Itu sebabnya hal yang kecil menjadi besar. Masalah benar dan salah itu tidaklah penting, yang penting adalah bagaimana setiap anggota keluarga bersama-sama mencari solusi setiap persoalan.

Kerjasama dalam sebuah keluarga akan memikirkan kepentingan bersama, bukan diri sendiri.

12. Komitmen

Sewaktu menghadapi masalah, suami dan istri yang tidak mempunyai komitmen, akan merasa bahwa mereka berdua tidaklah cocok satu sama lain, sehingga memutuskan untuk berpisah.

Sewaktu menikah, banyak orang berpikir bahwa, kalau nanti mereka tidak bahagia, mereka bisa bercerai. Itu berarti pasangan tersebut tidak punya komitmen dari awal.

Komitmen dalam sebuah pernikahan menimbulkan rasa aman pada setiap anggota keluarga. Karena, baik suami maupun istri akan yakin bahwa pasangannya akan menjaga ikatan perkawinan mereka tetap kuat bahkan saat menghadapi masalah.

Komitmen menanggapi setiap persoalan hanya sebagai sebuah tantangan, bukan sebagai sesuatu yang tidak dapat diselesaikan.

Komitmen yang kuat seperti kapal yang dikendalikan nahkoda yang berpengalaman dan memiliki navigasi tangkas, sehingga tahan diterjang badai dan berlabuh sampai ketujuan.