Breaking News

Apa Yang Mendasari Pergaulan Bebas

Apa Yang Mendasari Pergaulan Bebas

Pembahasan ini sebenarnya sudah tidak popular dizaman sekarang. Tapi agaknya perlu barangkali kita mengulang kembali, sekaligus sebagai pengingat tentang bahaya pergaulan bebas yang berdampak buruk bagi generasi dimasa depan.

Agak sulit memang membedakan pengaruh yang baik dan yang buruk dizaman sekarang ini. Informasi beredar dengan cepat, kapanpun dan dimanapun, dalam bentuk yang berubah-ubah sewaktu-waktu.

Teknologi seperti camera, video, fotto, mainstream dan beragam social media lainnya, dimanfaatkan sebagai sarana pergaulan bebas tanpa kendali yang benar.

Pada beberapa studi dan literature mengenai pergaulan bebas, orientasinya pada psikologi dan lingkungan. Berikut ini Apa Yang Mendasari Pergaulan Bebas yang merusak.

Sosial

Hubungan keluarga yang tidak harmonis, ketidakpuasan dalam hubungan, menyeret kaum dewasa mencari kehidupan lain, yang lebih menggairahkan, menyebabkan perceraian dan kegagalan rumah tangga.

Diskriminasi dalam lingkungan, berdampak pada pemisahan diri seseorang untuk mencari pelampiasan hidup yang berbeda. Broken home penyebab timbulnya pemberontakan dikalangan remaja.

Pendidikan

Kurangnya pendidikan secara moral, agama, dan etika, menjadi penyebab kurang tajamnya intelektual seseorang.

Ditambah lagi, beban ekonomi, makanya orang tua tidak cukup waktu lagi untuk mendidik anak-anaknya.

Anak-anak lebih banyak mendapat pendidikan luar dibanding dari orangtuanya. Karakter anak yang terbentuk sejak usia dini, rentan terhadap pengaruh buruk pergaulan masa kini.

Feminism Dan Maskulinism

Ini salah satu yang berperan utama dalam hal ketidakharmonisan dalam hubungan rumah tangga. Tugas laki-laki dan perempuan dianggap sama.

Keduanya seakan diwajibkan untuk mencari nafkah. Tidak ada seorangpun yang fokus dalam mengawasi dan mendidik anak-anaknya, terhadap pergaulan bebas yang merusak.

Ekonomi

Menjadi masalah umum diseluruh dunia, bahwa kemapanan dan kesejahteraan adalah kendali hidup manusia masa kini.

Kekuatiran akibat tidak adanya pasangan hidup, mendorong berbagai usaha dilakukan, meski tidak sesuai demi memenuhi tuntutan kebutuhan hidup.

Keinginan akan kehidupan mewah, cara hidup bebas dan diskriminasi, khususnya bagi para kaum perempuan, nampak terlibat dalam prostitusi, dan kegiatan-kegiatan pornografi.

Hukum

Tidak di pungkiri bahwa pergaulan yang tidak terkendali secara sosial, cenderung menjadi sarang praktek-praktek sex bebas di angagap biasa dan merajalela.

Tidak ada hukum yang mengatur moral seseorang. Pada kasus yang lain, pergaulan bebas cenderung membuly orang-orang yang sebenarnya baik dalam hal kehidupannya.

Diskriminasi sosial dalam pergaulan, menjadi tolak ukur dalam menjalin hubungan. Sehingga mau tidak mau, pengaruh tersebut dituruti, demi pengakuan agar diterima sebagai bentuk pergaulan.

Sex Bebas

Secara alami, peran sex bebas dalam kehidupan masa kini didominasi oleh pergaulan bebas. Pedofilia, aborsi, selingkuh, perceraian, anak-anak terlantar dan ragam kriminalitas di dalangi oleh unsur ini.

Orang tua, pendidikan, dan agama, seolah-olah tidak sanggup lagi membendung badai pergaulan bebas yang terus saja menggerogoti kehidupan kaula muda.

Dibeberapa kasus, pergaulan bebas didalangi oleh kualitas pertemanan yang buruk dan kebiasaan saling mempengaruhi dengan maksud saling menguntungkan.

Kebiasaan ini sering terjadi dalam pergaulan zaman sekarang. Kita dengan gampang memiliki teman jika kita dirasa masih menguntungkan bagi mereka.

‘’Fake Friend’’ adalah istilah yang berkembang saat ini, karena banyaknya kasus-kasus dimana orang seakan dengan senang hati mengajak kita bergaul, jika dirasa ada yang menguntungkan yang bisa mereka peroleh.

Tidak perduli itu pergaulan yang merusak, kita akan dilibatkan sampai pada kondisi dimana kita sudah dianggap tidak berguna.

Kebanyakan yang saya lihat, mereka mengajak orang terlibat dengan narkotika, tapi ketika sudah kecanduan, mereka tinggalkan.

Melibatkan orang dalam praktek sex bebas, dan ketika orang tersebut mengidap HIV AIDS, tidak ada satupun dari mereka yang kelihatan.

Mereka seperti sahabat dekat dengan orang berada, tapi ketika orang tersebut tidak lagi memiliki apa-apa, tidak ada yang mengakuinya sebagai teman.

Ini fenomena yang terjadi dizaman sekarang, dimana kita tidak lagi bisa percaya kepada semua orang dengan mudah.

Maka dari itu, hati-hatilah memilih teman bergaul, yang hanya akan menguras waktu, pikiran, uang dan sumber daya yang pada akhirnya ‘’anda bukan siapa-siapa’’.