Efektif Menangani Pandemik
Cara yang paling efektif mengatasi virus, dan sudah dipraktekan turun-temurun adalah dengan cara herd imunity atau kekebalan berkelompok.
Ini adalah metode yang sudah digunakan dan terbukti menjadi satu-satunya cara mengatasi virus sepanjang sejarah umat manusia.
Dimasa lalu, orang tidak mengenal herd imunity, tapi eliminasi. Dimana metodenya sama, namun caranya yang berbeda.
Dimana orang-orang saat itu, lebih memilih cara brutal dengan membunuh siapapun yang dicurigai tertular. Akibatnya, banyak korban dihampir semua kalangan. Dan menjadi krisis sosial dimasyarakat.
Karena tidak ada kepastian mengenai sebab virus tersebut ada, sehingga orang-orang sering mengkait-kaitkan agama, ras dan komunitas tertentu sebagai alasan virus ini berkembang.
Itu tidak bisa dikatakan sepenuhnya salah, karena tidak ada waktu bagi orang-orang dimasa lalu menunggu solusi dari masalah tersebut.
Apalagi setiap saat, orang-orang mati dengan mudahnya, sehingga ketakutan akan kebinasaan, meyebabkan manusia menjadi brutal dan memilih menyingkirkan semua orang yang dianggap atau dicurigai terinfeksi virus.
Dari sejarah tersebut, manusia mulai mengenal Herd imunity, yaitu suatu sistem yang digalang dunia untuk menekan perkembangan dan penyebaran virus-virus mematikan.
Cara ini juga yang saat ini ditiru seluruh dunia sebagai cara Efektif Menagani Pandemik didunia.Ada2 tahap pelaksanaan heard imunity :
1. Vaksinasi
Ini untuk menambah atau memperkuat sistem kekebalan tubuh yang sesuai terhadap suatu jenis virus tertentu. Dan ini harus diberlakukan kepada setiap orang tanpa terkecuali.
2. Aturan Identitas
Setiap orang yang sudah divaksin, diwajibkan memiliki identitas khusus, yang menyatakan bahwa, ia sudah di vaksin.Itu adalah syarat mutlak bagi seseorang agar diterima disetiap komunitas dan lingkungan.
Cara kerja
Bayangkan ada 5 orang dalam satu kelompok. Kelima orang ini sudah divaksin dan memiliki kartu identitas vaksin. Dan tentunya semuanya dinyatakan negative atau tidak terinfeksi virus.
Kelima orang tersebut hanya boleh berhubungan dengan sesama mereka dan tidak dengan yang lain. Ketika ada seorang atau katakanlah orang ke enam ingin bergabung, orang tersebut harusnya juga menunjukan bukti bahwa ia sudah divaksin. Jika tidak, maka ia tidak diizinkan bergabung dengan kelima orang tadi.
Jadi, dimana virusnya?, jika tidak ada orang lain diantara lima orang tadi?
Bayangkan sebuah stadium bola misalnya. Semua orang didalam stadiun sudah divaksin. Dan semua orang menonton bola distadiun tersebut negative. Jika ada yang masuk harus menunjukan kartu vaksin. Jika tidak, ia tidak bisa masuk.
Dimana virusnya?, jika semua negative?
Bayangkan seluruh dunia, jika sudah divaksin. Seluruh dunia sudah memiliki kartu identitas vaksin. Dan semuanya negative.
Dimana virusnya?
Jadi, sekalipun ada salah satu orang yang walaupun ia mempunyai kartu vaksin, tapi nyatanya masih terjangkit virus, dan kemungkinan menyebarkan virus kesemua orang. Itu tidak lagi jadi masalah. Mengapa?
Karena, setiap orang sudah di vaksin, memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat dibanding sebelum vaksin. Makanya mampu melawan sekaligus membunuh virus, sehingga tidak sampai menyebar.
Ditambah lagi seorang yang apabila tahu dirinya terjangkit virus, maka ia akan lebih memperhatikan dan menjaga tubuhnya dengan baik. Mulai dari suplemen, perawatan intensif dan melakukan cara-cara yang dapat menyembuhkannya. Karena, tidak ada yang ingin mati.
Apalagi seorang yang sudah divaksin, tidak akan merasa sama dengan yang belum jika terkena virus. Gejala yang dialami, hanyalah seperti masuk angin atau demam dan meriang. Sedangkan seorang yang belum divaksin, dapat lebih parah, dan cepat menyebabkan kematian.
Ada kasus seorang yang sudah divaksin namun kemundian meninggal akibat virus corona. Ini menjadi polemic dimasyaratkan dan isu yang berkepanjangan. Sehingga menganggap vaksin tidak ada gunanya.
Kematian tersebut sebenarnya bukan karena virus, tapi komplikasi. Karena penyakit bawaan, maka vaksinpun tidak lagi mampu mejadi kekebalan tubuh yang maksimal didalam tubuhnya.
Jadi, bukan karena virus, tapi memang orang tersebut sudah memiliki riwayat penyakit sebelum ia divaksin.
Begitu juga dengan orang-orang lanjut usia. Vaksin tidak lagi mampu membentuk imun tubuh secara maksimal dalam tubuh seorang yang lanjut usia, karena tubuh lanjut usia tidak lagi mereproduksi jaringan tubuh dengan baik, seperti sebelum ia lanjut usia.Ditambah lagi, apabila mempunyai riwayat penyakit dalam.
Jenis Kelompok
Herd imunity, bukanlah mengkelompokan setiap kelompok dengan cara rasis. Karena kekebalan berkelompok ini, hanya membagi tiga kelompok manusia yaitu :
1. Kelompok Orang Yang terjangkit Virus
Ini ditangani dengan merawat, menyembuhkan atau memulihkan. Sehingga orang orang tersebut dapat kembali sehat dan bergabung dalam komunitas.
Atau jika memang sakitnya tidak terlalu parah, maka bisa dilakukan perawatan sendiri dirumah dengan cara isolasi mandiri atau lebih populer dengan istilah “Isoman”.
2. Kelompok Orang Yang Belum divaksin
Kelompok ini adalah kelompok umum yang diawasi dan dikontrol pemerintah. Karena belum divaksin, sehingga wajib bagi kelompok ini untuk menggunakan masker secara teratur, kemanapun mereka pergi dan mematuhi setiap aturan pemerintah yang diberlakukan.
3. Kelompok yang sudah divaksin
Kelompok ini diatur dan dikendalikan secara bersyarat. Setiap orang dalam kelompok, wajib menunjukan kartu identitas vaksin kepada sesama kelompoknya. Meski bebas bergabung dan melepas masker, tapi hanya boleh dilakukan didalam komunitas atau kelompok semua orang yang sudah divaksin.
Hal ini dilakukan sampai seluruh dunia sudah divaksinasi. Jadi, meskipun orang yang sakit, dan para lansia tidak divaksin, tapi karena tidak ada lagi orang yang menyebarkan virus, maka akan aman bagi mereka juga.
Setelah semua orang didunia divaksin, maka virus covid-19 yang tadinya mematikan, hanya akan menjadi virus biasa, seperti halnya influenza atau deman biasa.
Untuk itu, diharapkan semua orang diseluruh dunia, untuk mengikuti pelaksanaan vaksinasi dan mematuhi aturan yang dunia berlakukan. Agar dunia kembali normal, sama seperti sebelum adanya covid-19.