Takdir Dan Nasib
Sceptic jika berbicara tentang takdir dan nasib. Beberapa orang percaya bahwa semua mahkluk hidup diatur Tuhan. Hidup, mati, berkat, masa depan, jodoh dan sebagainya adalah hal yang sudah ditentukan yang maha kuasa.
Tapi kalau itu benar, well..berarti kita semua seperti boneka yang dimainkan seorang anak. Bukan menganggap Tuhan sebagai anak-anak, namun begitulah konsepnya jika kita menganggap kehidupan ini ditentukan Tuhan.
Misalnya penyakit, pembunuhan, perang, gempa, dan segala jenis malapetaka dan penderitaan. Apakah itu adalah ketentuan Tuhan?.
Faktanya, Tuhan menciptakan kodrat, dan kepada manusia diberikan pilihan untuk menentukan jalan hidupnya. Manusialah yang menentukan sebuah pisau digunakan untuk apa, memotong sayur atau melukai orang.
Jika nasib ditentukan Tuhan, sehingga anda menggunakan pisau untuk melukai orang, maka anda tidak perlu khawatir, karena tuhanlah yang bersalah.
Kalau benar takdir dan nasib seperti pemikiran kebanyakan orang, maka tidak ada gunanya kitab suci.
Kitab suci adalah bukti sebuah pilihan yang diberikan Tuhan kepada manusia, berisi tentang baik dan jahat.
Nasib bukanlah ketentuan, melainkan penilain terhadap status sosial orang, atau suatu bahasa yang digunakan untuk menyatakan kodisi sosal seseorang.
Kehidupan itu layaknya berada diantara baik dan jahat, seperti dua jalan yang harus dipilih. Dan dimanapun kita, disitu akan ada orang jahat, tapi juga akan selalu ada orang yang menolong kita.
Dan apapun yang kita pilih, itulah yang berdampak pada masa depan. Anda mau pilih yang mana? andalah penentunya.